atau berdirisendiri. Rupanya pilihan kedua yang diambil. Pada tanggal 1 Januari 1928 jemaat asuhan BFM, Gereja Methodist Mangga Besar memutuskan untuk membentuk gereja yang mandiri dan diberi nama : Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee (THKTKH ).
Setelah menyaksikan sendiri kemajuan jemaat THKTKH di Jakarta, salah satu pendiri, yakni sdr. Lie Kim Tian mempunyai hasrat untuk mendirikan jemaat – jemaat THKTKH diseluruh Jawa, terutama di kota Bogor. Dan hasrat ini disambut baik oleh sdr. Loe Kian Goan yang tadinya tinggal di Jakarta lalu tahun 1930 pindah ke Bogor. Namun perjalan terwujudnya THKTKH ini masih menunggu beberapa tahun. Pada tahun 1933, Pdt. J. Iken ( Pendeta utusan NZV yang saat itu Ketua Majelis Jemaat GKPasunpan ) beserta Guru Djoni Abednego datang pada Sdr. Loe Kian Goan ( yang saat itu salah satu majelis jemaat Gereja Pasundan ) membawa surat dari Balai Kota ( Gementee )yang isinya menerangkan kondisi gedung Gereja Pasundan di jalan Perniagaan no. 107 sudah rusak dan harus dibongkar karena membahayakan jemaat. Dalam suatu rapatnya, Pdt. J. Iken menjelaskan bahwa Gereja Pasundan itu sebenarnya milik orang kristen keturunan Tionghoa dan Sunda. Lalu sdr. Loe Kian Goan berinisiatif menghimpun dana untuk merenovasinya. Dengan didukung oleh saudara seiman di
Bulan Oktober 1933, Pdt. H. D. Woortman ( pendeta yang melayani orang tionghoa di Bandung ) datang ke bogor untuk mentahbiskan Guru Djoni Abednego sebagai pendeta dan sekaligus meresmikan berdirinya Gereja Pasundan. Saat itu saudara keturunan Tionghoa sangat menginginkan sekali memiliki jemaat sendiri tetapi keinginan ini belum disetujui oleh Pdt. J. Iken dengan alasan belum memiliki pendeta sendiri, dan ketika diminta kesediaannya untuk Pendeta bagi jemaat keturunan Tionghoa di Bogor, Pdt. J. Iken pun tidak mau dengan alas an ia utusan NZV untuk melayani orang – orang Sunda.
Tahun 1934 Sdr.Lie Kim Iian dan keluarga pindah ke
Dan sebagai persiapan pembentukan jemaat THKTKH di Bogor, pada hari Selasa tanggal 10 Desember 1935 pukul 19.30 dengan meminjam gedung Tiong Hoa Hwee Koan di jalan Roda, diadakan rapat yang dihadiri 70 orang dan dipimpin oleh Sdr. Lee Teng San. Pada rapat itu dibicarakan dan diputuskan mengenai pendirian jemaat TFIKTKH dan badan pengurusnya.
Hasil penting dari rapat tersebut adalah
a. Akan dibentuk jemaat “ Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee “
b. Sebagai pengurus pertama : Sdr. Lee Teng San dan nyonya, Sdr. Ang Soen Kauw dan nyonya, Sdr. Tan Pik Gwat dan nyonya, Sdr. Nio Soen Seng, Sdr. Tan Tjin Siang, Sdr. Lauw Giok Lam dan Sdr. Tan Bock Seng.
Perlu diketahui juga bahwa pengadaan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kebaktian perdana ini dilakukan secara gotong royong Sdr. Loe Kian Goan telah mengupayakan pemakaian gedung gereja di jalan Perniagan 116 ini, untuk mengontraknya dengan uang sewa f.24O/bulan selama 6 bulan.
Sdr. Loe Kian Goan, Sdr. Lie KimTian serta Sdr. Tjie Tiang Seng juga mengupayakan kebutuhan perlengkapan untuk kebaktian seperti; mimbar, 100 bh kursi, papan gereja. Sedangkan pihak Pabrik Gas menyumbang lampu + kap. Piano yang dipakai untuk kebaktian adalah sumbangan dari Ny Lie Kim Tian.
Demikian sekilas sejarah berdirinya THKTKH Bogor. Yang sempat berganti nama dua kaliyakni tahun 1939 menjadi Chung Hua Chi Tuh Chiao Hui ( CHCTCH ) dan pada tahun 1958 ( sampai sekarang ) menjadi Gereja Kristus Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar