Kamis, 05 November 2009

GK TANJUNG KARANG

Bila kita melihat ke belakang, maka perkembangah Gereja Kristus, khususnya jemaat Tanjung Karang cukup menarik untuk diikuti. Latar belakang pendirian ini dimulai pada tahun 1962.
Pada tahun itu tepatnya 21 Desember, dimulai adanya persekutuan rumah tangga di rumah sdr. Wong Ngat Fa ( alm ) yang bertempat tinggal di Kotabumi, Lampung Utara. Pada tahun 1963, atas kesepakatan bersama meminta seorang pendeta yang kebetulan sedang bebas tugas dari Gereja Methodist Indonesia. Sehingga pada tanggal 21 November 1965, para pengurus yang terdiri dari sdr. Wong Ngat Fa, Wong Khin Pin, Cen Kin Fen dan Wong Nui Lan menandatangani surat pernyataan yang berisi penyerahan jemaat dibawah pimpinan Pendeta yang bernama Pdt. Timotiwu (alm).
Tahun 1966, Sdr. Yap Yun Chiu (alm), salah seorang jemaat di Kotabumi pindah ke Teluk Betung, dengan kesempatan tersebut, Pdt. Timotiwu membentuk persekutuan rumah tangga yang bertempat di rumah sdr. Yap Yun Chiu di Kebon Pisang, Pasar Kangkung, Teluk Betung. Karena perkembangan pelayanan tesebut, Pdt. Timotiwu lalu dibantu oleh Pdt. Timothy Yosua.
Tahun 1968, jemaat yang sudah ada dengan dipimpin Pdt. Timotiwu dan Pdt. Timothy Yosua sepakat untuk membentuk suatu gereja dengan nama gereja Kristen Injili Lampung ( GKIL ), dengan pejabat majelis saat itu : Sdr. Yap Yun Chiu, Lirn Fay Hin ( alm ), Lie Khim Pin dan Chen Kin Fen.
Pada tanggal 7 Desember 1968 dengan prakarsa Pdt. Timotiwu dapat memakai tempat ibadah Gereja Bethel, Injil Sepenuh ( sekarang GBI ) dijalan Jatinegara, yaitu bagi jemaat yang tinggal di Teluk Betung, sedang jemaat yang tinggal di Tanjung Karang melaksanakan ibadah di gedung Gereja Protestan di GPIB ” Marturia ”. Karena jemaat belum punya peraturan tetap dan mengalami kesulitan berbagai bidang maka timbullah gagasan untuk menggabungkan diri ke salah satu sinode. Saat itu yang
diusulkan antara lain : Persekutuan Gereja Injili di P.Bangka, Gereja Santapan Rohani di Jakarta dan Gereja Kristen Muria. Sementara itu dalam suatu pembicaraan antara Pdt. Timstiwu dan Pdt. Silas Obaja muncul pula usul masuk ke Sinode Gereja Kristus dan hal ini diteruskan ke Sinode Gereja Kristus Jakarta. Dan hal ini disambut positif, dengan mengundang Pdt. Timotiwu untuk hadir sebagai
peninjau dalam Konferensi Sinode Gereja Kristus di Jakarta tahun 1968.
Pada tahun berikutnya, yaitu tanggal 14 – 15 Agustus 1969, dalam Konferensi Sinode Gereja Kristus di Teluk Betung, maka Gereja Kristen lnjili Lampung secara resmi diterirna sebagai anggota
Sinode Gereja Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar